About Me
- HMJ Sejarah Universitas Negeri Malang
- Malang, Jawa Timur, Indonesia
- Merupakan offical blog bagi himpunan mahasiswa jurusan sejarah Universitas Negeri Malang
Silakan melihat-lihat, tolong jangan lupa komentar tentang blog ini. Terima kasih
Diberdayakan oleh Blogger.
Our Followers!
Kamis, 04 Agustus 2011
Filsafat Peradaban Purbakala
12.04 | Diposting oleh
HMJ Sejarah Universitas Negeri Malang |
Edit Entri
Dalam ilmu sosial maupun seperti dalam ilmu fisika, terjadi keretakan antara teoritis dan praktis, antara pengetahuan buku penguasa dan ilmu pengetahuan tradisional kalangan yang berada di bawah kekuasaan penguasa, dan ini paling jelas kelihatan dalam filsafah-filsafah peradaban purbakala India, Tiongkok, dan Yunani. Keretakan kelihatan antara filsafat dan ilmu pengetahuan penguasa - pemimpin atau orang-orang yang terhormat seperti Confucius (Kong Futse), Brahmana India, atau ahli filsafat Yunani - dan ilmu pengetahuan yang lebih bersahaja dan adat kebiasaan rakyat biasa yang lebih melembaga.
Dalam tiga abad peradaban ini (dan kemungkin juga di Babilonia dan Mesir, kendati kita kurang mengetahui tentang mereka) secara sadar dibuat usaha-usaha untuk merumuskan suatu kumpulan ilmu pengetahuan masyarakat yang sistematis bagi manfaat mereka yang bermaksud untuk atau sedang terpanggil memerintah negeri. Cerita semacam itu dapat ditemukan dalam sastra klasik Tiongkok, terutama sekali sastra klasik yang ditunjuk sebagai "Ilmu Pengetahuan Agung," yang menyatakan secara eksplisit (tegas sekali) bahwa nilai utama dari filsafat adalah sebagai suatu panduan memerintah yang baik.
Pada dasarnya, serupa dalam sifatnya, adalah Republik dan Hukum karya Plato. Kedua-dua karya itu pada pokoknya adalah panduan yang rasional dan praktis untuk memperkuat aristokrasi. Ideal moral dan intelektual yang dijunjung tinggi oleh ahli-ahli filsafat Tiongkok dan Yunani adalah pemimpin atau atasan, bukan dirinya sendiri seorang penguasa tetapi seorang penasehat para penguasa, yang mengetahui apa yang harus dilakukan dan bersedia, karena pertimbangan dihormati dan dicukupi kebutuhan hidupnya, memberitahukan pada pangeran mengenai perilaku leluhurnya yang dikagumi atau segala tindakan dinyatakan oleh alasan murni.
Konsep ilmu sosial praktis ini, termasuk terutama sejarah, filsafat, dan ilmu pengetahuan tentang sastra klasik sebagai dasar pendidikan kaum muda golongan atas dalam seni memerintah, telah berjalan hampir tidak berubah dari Yunani sampai kini. Adalah cocok untuk mengambil tempat dalam peradaban baru, pendidikan klasik lama kaum muda bangsawan Persia - untuk naik kuda, memakai busur dan panah, dan mengatakan yang benar.
Sumber: Science in History,
J.D. Bernal, 4, diterjemahkan
secara bebas, dipersingkat,
dan diberi beberapa anotasi
seperlunya.
oleh : "Sumarsongko Sastrowardoyo" sastro@optonline.net
Dalam tiga abad peradaban ini (dan kemungkin juga di Babilonia dan Mesir, kendati kita kurang mengetahui tentang mereka) secara sadar dibuat usaha-usaha untuk merumuskan suatu kumpulan ilmu pengetahuan masyarakat yang sistematis bagi manfaat mereka yang bermaksud untuk atau sedang terpanggil memerintah negeri. Cerita semacam itu dapat ditemukan dalam sastra klasik Tiongkok, terutama sekali sastra klasik yang ditunjuk sebagai "Ilmu Pengetahuan Agung," yang menyatakan secara eksplisit (tegas sekali) bahwa nilai utama dari filsafat adalah sebagai suatu panduan memerintah yang baik.
Pada dasarnya, serupa dalam sifatnya, adalah Republik dan Hukum karya Plato. Kedua-dua karya itu pada pokoknya adalah panduan yang rasional dan praktis untuk memperkuat aristokrasi. Ideal moral dan intelektual yang dijunjung tinggi oleh ahli-ahli filsafat Tiongkok dan Yunani adalah pemimpin atau atasan, bukan dirinya sendiri seorang penguasa tetapi seorang penasehat para penguasa, yang mengetahui apa yang harus dilakukan dan bersedia, karena pertimbangan dihormati dan dicukupi kebutuhan hidupnya, memberitahukan pada pangeran mengenai perilaku leluhurnya yang dikagumi atau segala tindakan dinyatakan oleh alasan murni.
Konsep ilmu sosial praktis ini, termasuk terutama sejarah, filsafat, dan ilmu pengetahuan tentang sastra klasik sebagai dasar pendidikan kaum muda golongan atas dalam seni memerintah, telah berjalan hampir tidak berubah dari Yunani sampai kini. Adalah cocok untuk mengambil tempat dalam peradaban baru, pendidikan klasik lama kaum muda bangsawan Persia - untuk naik kuda, memakai busur dan panah, dan mengatakan yang benar.
Sumber: Science in History,
J.D. Bernal, 4, diterjemahkan
secara bebas, dipersingkat,
dan diberi beberapa anotasi
seperlunya.
oleh : "Sumarsongko Sastrowardoyo" sastro@optonline.net
Langganan:
Postingan (Atom)